Bagai Sarang Burung Di Ranting

Sasterawan Negara Arena Wati memang dikenali sebagai seorang intelektual yang naratifnya sentiasa dihasilkan dengan hati yang jujur dan luhur. Kepengarangan dan kekreatifannya diakui begitu berkesan dalam membisikkan pemikirannya menerusi pelbagai genre sastera. Dalam kumpulan cerpen ini, Arena Wati...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Arena Wati 1925-2009 Muhammad bin Abdul Biang (Author)
Format: Book
Language:Malay
Published: Kuala Lumpur Dewan Bahasa dan Pustaka 2018
Edition:Print book : Malay
Series:Kumpulan Cerpen
Subjects:
Online Access:Click Here to View Status and Holdings.
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000nam a2200000#i 4501
001 wils-942270
005 201941012405
008 s2018 MY #g# ##000 F#may#D
020 # # |a 9789834919528  |q paperback 
040 # # |a UiTM  |b eng  |c UiTM  |e rda 
041 0 # |a Malay 
090 0 0 |a PL5138  |b .A74 2018 
100 0 # |a Arena Wati  |d 1925-2009  |e author  |q Muhammad bin Abdul Biang 
245 1 0 |a Bagai Sarang Burung Di Ranting  |c SASTERAWAN NEGARA; ARENA WATI 
250 # # |a Print book : Malay 
264 # 1 |a Kuala Lumpur  |b Dewan Bahasa dan Pustaka  |c 2018 
264 # 4 |c ©2018 
300 # # |a 100 pages  |c 19 cm 
336 # # |a text  |2 rdacontent 
337 # # |a unmediated  |2 rdamedia 
338 # # |a volume  |2 rdacarrier 
490 0 # |a Kumpulan Cerpen 
520 # # |a Sasterawan Negara Arena Wati memang dikenali sebagai seorang intelektual yang naratifnya sentiasa dihasilkan dengan hati yang jujur dan luhur. Kepengarangan dan kekreatifannya diakui begitu berkesan dalam membisikkan pemikirannya menerusi pelbagai genre sastera. Dalam kumpulan cerpen ini, Arena Wati menyampaikan persoalan sosiopolitik pada tahun 1950-an yang kurang diketahui oleh pembaca masa kini. Isu sosiopolitik itu pula bersandar pada zaman penulisnya masih relatif muda dan bergejolak dengan idealisme sebagai karyawan media yang penuh dengan sifat ingin tahu. Cerpen-cerpen ini dihasilkan dua tahun sebelum Arena Wati meninggal dunia dan belum pernah diterbitkan, yang ditemui selepas kematiannya oleh isterinya, Ibu Halimah Sulung. "Tiba-tiba aku dirasuk naluri terpendam, suatu jenis empirik dari era lampau aku di samudera. Apabila laut dihentam badai dan anak buah aku dikuasai perasaan tegang, aku segera mengendurkan ketegangan mereka melalui kalimat kelakar. Sekarang pun aku mahu menenangkan Abdul Rahman dan Adam Osman, maka aku berteriak ke belakang...." 
546 # # |a In Malay 
650 # 0 |a Short stories, Malay 
650 # 0 |a Malay fiction 
650 # # |a Government publications  |z Malaysia 
856 4 0 |z Click Here to View Status and Holdings.  |u https://opac.uitm.edu.my/opac/detailsPage/detailsHome.jsp?tid=942270 
964 # # |c BOK  |d 01